Responsive Banner design
Home » » Sikap Yang Baik Bisa Berawal Dari Cara Berfikir Yang Baik

Sikap Yang Baik Bisa Berawal Dari Cara Berfikir Yang Baik


Sikap Yang  Baik Bisa Berawal Dari Cara Berfikir Yang Baik pula , dalam hal ini adalah berfikir secara positif. Bukankah semua tindakan berasal dari apa yang ada di benak setiap orang sebelumnya? 

Berfikir positif akan memupuk tanggung jawab yang besar bagi yang bersangkutan sekaligus akan menjadikan pelakunya menjadi orang yang berjiwa besar.

Berfikir positif memberikan dampak positif pula berupa tanggung jawab besar dari pelakunya karena orang yang berfikir positif selalu tidak mencari-cari alasan maupun melempar kesalahan kepada orang lain, meskipun sesuatu menimpa dirinya karena sesuatu hal yang di-sebabkan orang lain. 

Hal ini bukan berarti orang lain tidak dipersalahkan tetapi selalu disertai pertanyaan mengapa hal tersebut menimpa dirinya.

Misalnya dia mengalami penjambretan di jalan, maka dia juga berfikir kenapa si Jambret memilih dia sebagai korbannya? Akan terjadi evaluasi terhadap dirinya sendiri seperti misalnya, Apakah dia tampil terlalu mencolok? Apakah dia kelihatan seperti orang bingung? Apakah dia terlalu ceroboh? dan lain-lain.

Apabila sudah demikian dia merasa punya tanggung jawab yang besar untuk mengubah dirinya sendiri untuk menghindari kejadian serupa supaya tidak terulang lagi.

Berfikir secara positif harus di-dampingi pola fikir scara proporsional, karena seseorang tidak boleh berfikir bahwa orang lain itu sama persis seperti dirinya.

Harus disadari kehidupan di luar sana berbeda dengan apa yang selalu diharapkan. Bukankah tidak semua orang berfikir secara positif? Misalnya seseorang berfikir tidak akan ada orang yang berani mencuri di rumahnya karena dia berfikir positif bahwa orang-orang disekitarnya baik kepada dirinya. Kemudian yang terjadi adalah pencurian di rumahnya, hal ini terjadi karena dia berfikir “terlalu” positif, sehingga justru kejadian negatif yang dia dapatkan.

Berfikir secara proporsional bisa diartikan sebagai berfikir positif yang disertai dengan kewaspadaan bukan berarti kecurigaan.

Berfikir positif bisa mengubah energi negatif menjadi energi positif, seperti misalnya mampu mengubah masalah sebagai tantangan.

Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.

Untuk belajar menghadapi masalah supaya tidak merasa memiliki masalah yang paling berat adalah dengan melihat masalah-masalah yang lebih berat yang dihadapi orang lain.

Akan lebih baik kalau mau belajar bagaimana orang lain mampu menyelesaikan masalah yang lebih besar itu.

Hidup akan lebih bisa dinikmati oleh orang-orang yang berfikir positif karena berfikir positif akan berdampak pula pelakunya bisa menerima setiap keadaan dengan besar hati dan lapang dada. 

Misalnya sedang tertimpa musibah sekalipun dia masih tetap mengambil hikmah dan sisi positif dari musibah itu, kalau rumahnya kecurian sekalipun yang ada dibenaknya selalu “untung” hanya tv saja yang dibawa maling sedang barang-barang yang lain tidak.

Cara seperti ini jelas akan meringankan beban yang dialaminya, karena kalau dia tetap fokus pada tv-nya yang hilang, maka stress yang akan didapat.

Bukankah dengan stress belum tentu mengubah keadaan? Bahkan kalau dia berfikir dengan jernih bisa jadi tv yang hilang itu bisa ditemukan lagi, seperti misalnya dengan mengingat-ingat siapa yang mungkin bisa masuk rumahnya dengan leluasa di samping keluarganya sendiri? Tentunya hal seperti ini tidak boleh didasarkan pada sangkaan tetapi harus disertai dengan bukti-bukti yang kuat.

Orang yang selalu berfikir positif memiliki sifat terbuka untuk menerima saran, ide, atau masukan dari orang lain.

Hal ini selalu diperlukan oleh orang-orang yang berfikir positif karena selalu didasari oleh keinginan dari yang bersangkutan untuk selalu menerima masukan demi sebuah perubahan yang lebih baik.

Ada kalanya dalam diri seseorang terlintas fikiran negatif, dan cara yang paling ampuh adalah segera mengenyah-kan fikiran itu dari benaknya.

Fikiran negatif yang bersarang di benak dan tidak segera dienyahkan akan berbahanya, apalagi kalau sudah berubah menjadi tindakan, maka penyeselan kemudian akan terlambat dan tiada arti.

Selalu berfikir positif bisa memupuk rasa syukur kepada tuhan. Hal ini berbeda dengan pengertian cepat puas, karena bersyukur berarti menerima sesuatu yang didapat dengan senang hati dan ikhlas, tidak ada keluh kesah apalagi kekesalan yang berkepanjangan dan akhirnya men-jadi penyesalan terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

Menjaga agar selalu berfikir positif salah satunya harus mampu membentengi diri dari suara-suara negatif di luar sana, seperti misalnya gosip, kabar burung, atau omongan-omongan yang tidak jelas juntrungannya.

Hal ini berbahaya dan bisa berkembang jadi “virus” yang akan menggerogoti fikiran positif. Cara yang paling efektif untuk menjauhinya adalah dengan mengabaikan semua informasi negatif tersebut, atau kalau sudah terlanjur mendengar, anggap saja seperti angin lalu sehingga mudah untuk melupakannya.

Terlalu banyak alasan bukan tindakan yang biasa dilakukan oleh pemikir positif, berfikir positif selalu identik dengan tindakan positif, sehingga kecenderungannya akan lebih baik ber-tindak daripada sekedar memberikan alasan.

Seribu satu alasan tidak akan menyelesaikan masalah sebab alasan itu kalau dikejar tidak pernah akan ada habisnya dan yang lebih parah lagi alasan saja tidak akan pernah memberikan solusi. Kalau sudah demikian kenapa harus menunda-nunda waktu? Bukankah hanya tindakan yang akan bisa menyelesaikan masalah? 

Orang-orang yang berfikir positif selalu memiliki optimisme yang tinggi dan selalu menggunakan bahasa-bahasa positif dalam setiap hal.

Lihat saja di lingkungan tenaga pemasaran yang cukup handal, mereka tidak pernah menyerah walaupun ribuan kali mengalami penolakan.

Bahkan perlakuan kasarpun tidak menyurutkan niatnya seperti misalnya “sampai saat ini saya tidak pernah mendapatkan perlakuan kasar ketika sedang menawarkan produk, paling hanya diusir dari ruangan atau didorong hingga keluar pintu  saja. Jadi saya akan melakukannya lagi dan pasti bisa berhasil.”

Berfikir positif akan terpancar dari penampilannya secara fisik, bahkan akan tampil layaknya pakar komunikasi dengan penampilan yang tegap dan penuh percaya diri, bicaranya yang ekspresif, bahkan senyumannya yang selalu nampak ber-sahabat akan selalu menyertainya.

Hal semacam ini secara tidak langsung akan memberikan energi positif kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, dan orang akan selalu senang bila berada didekatnya.

Pembawaan diri yang bersih dan rapih dari pemikir positif secara otomatis akan mengangkat citra dirinya serta tidak hanya berdampak pada citra diri secara fisik tapi juga dari dalam.

0 komentar: